Dunia itu indah dan penuh warna!
Siapa sih aku

Rini Fardhiah(fardhy_jamapi@yahoo.com)
Lahir di Jakarta, 30 Juli 1981. Lulusan Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA Sastra Jepang, menyukai sastra dan filsafat. Puisinya dimuat di antologi bersama Antologi Puisi Perempuan Penyair Indonesia 2005, Nubuat Labirin Luka Antologi Puisi Untuk Munir, Antologi Bersama Penyair Perempuan Indonesia Negeri Terluka Surat Putih 3, Antologi Puisi Dian Sastro for President #2 Reloaded, dan dimuat di berbagai media cetak nasional dan lokal serta beredar di jaringan maya (;situs sastra dan milis). Naskah Skenarionya yang berjudul ILUSI, sebuah skenario film fiksi ilmiah, masuk nominasi dalam Perlombaan Nasional Penulisan Skenario Film Kompetitif 2005 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan & Pariwisata. Naskah dramanya yang berjudul Berdiri di Atas Badai masuk nominasi (6 Besar) dalam Perlombaan Nasional Penulisan Naskah Drama Perempuan dalam rangka menyambut Konferensi Internasional Perempuan Penulis Naskah Drama ke-7 di Jakarta (Women Playwrights International Converence)
Dunia terbagi menjadi serpihan-serpihan yang bertaburan. Bisakah kita melihat serpihan itu? Ataukah kita hanya mampu melihat yang tertancap di kulit kita saja?
E-mail: fardhy_jamapi@yahoo.com
Pangkalan

Bleem
Bingkai Teratai
Lemari
07/01/2003 - 08/01/2003
08/01/2003 - 09/01/2003
11/01/2004 - 12/01/2004
12/01/2004 - 01/01/2005
01/01/2005 - 02/01/2005
Chating

Nama :
Alamat :
Komentar :
12.30.2004

KUPU- KUPU SITRUN DALAM SALJU*

Kupu-kupu sitrun di udara bebas sering diliputi salju
Mereka akan kejang seperti kaca, lalu tidur musim dingin beku
Pada bulan Maret mereka akan bangun dari mimpi kelabu
Seolah-olah mengalami hidup baru

Mereka bergelimpangan di salju
Menelurkan telur-telur kupu
Dan menjelang Juni lahirlah kupu-kupu baru

Begitu pula dengan aku
Berdiri di samping batang pohon eik berlabur kapur baru
Memandang seorang nona muda bermantel bulu
Berharap ia berkenan menjadi temanku
Sehingga duniaku tak lagi yang dulu

Sementara itu burung-burung mees mencari makan di antara batang kayu
Yang telah dikorek burung-burung caladi belang hanya sepintas lalu
Aku tak ingin menjadi burung mees di antara batang kayu
Aku tak pula ingin seperti caladi belang sepintas lalu
Aku hanya ingin menjadi kupu sitrun dalam salju
Yang kau temukan dalam musim dingin beku
Lalu kau bawa pulang bersama putaran waktu

Jakarta, 8 September 2003

*Dimuat di Antologi Bungamatahari terbitan Avatar Pers


posted at 2:27 PM

Comments: Post a Comment